Ingridien
YEAST
Yeast telah digunakan oleh manusia sejak dahulu untuk menghasilkan
makanan dan minuman yang diinginkan. Dapat dinyatakan disini bahwa yeast
merupakan jasad renik (mikroorganisme) yang pertama yang digunakan
manusia dalam industri pangan. Penggunaannya boleh dikatakan lama
sebelum diketemukannya aksara. Dari beberapa peninggalan Mesir kuno,
yang ditulis dalam hieroglyf (tulisan Mesir kuno), tercatat bahwa
orang-orang Mesir zaman itu telah menggunakan yeast dan proses
fermentasi dalam memproduksi minuman beralkohol dan membuat roti.
Minuman fermentasi tertua yang penah diketahui adalah bir yang sudah
diproduksi sejak tahun 4000 SM. Bir dibuat dari bahan baku antara lain :
1. Gandum (Berley), padi-padian, bijian yang lain, yang diolah menjadi
roti, kemudian dihancurkan disuspensikan dengan air dan difermentasikan.
2. Rasanya ada yang manis dan ada yang masam.
Pada saat itu, fermentasi atau proses biokimia ini masih merupakan
misteri dan bahkan dianggap sebagai proses magis. Secara umum diyakini
bahwa fermentasi dalam membuat minuman beralkohol dan roti pada awalnya
merupakan proses alami dari aktivitas mikroba sebagai kontaminan didalam
tepung, biji-bijian serta sari-buah yang mengandung gula. Berbagai
mikroba ini, termasuk yeast dan lactic acid bacteria, yang pada umumnya
terdapat pada berbagai biji-bijian dan buah-buahan yang biasa ditanam.
Disisi lain, leaven (biang roti) pada awalnya merupakan media yang
lembut seperti “adonan”. Sebagian kecil media itersebut digunakan
sebagai “starter” untuk membuat roti yang lebih banyak. Demikian secara
turun temurun proses ini dilakukan, penggunaan “starter” ini menimbulkan
kebiasaan untuk menyimpan sebagian dari bir, anggur atau “adonan” roti
yang baik untuk digunakan pada pembuatan berikutnya. Selama ratusan
tahun, sudah merupakan tradisi bagi pembuat roti (bakers) mendapatkan
yeast dari hasil produksi sampingan dalam pembuatan minuman anggur.
Dengan demikian, boleh dikatakan bahwa para pembuat roti ini juga
merupakan pionir dalam memanfaatkan mikroba untuk keperluan industri.
Baru setelah diketemukannya mikroskop maka mulai dilakukan pengamatan
tentang yeast lebih seksama. Pekerjaan ini dipelopori oleh Louis Pasteur
pada akhir tahun 1860 yang menyimpulkan bahwa yeast merupakan mikroba
hidup yang bertindak sebagai agen dalam proses fermentasi dan digunakan
sejak zaman dahulu untuk menaikan adonan roti. Tidak lama setelah
penemuan tersebut, dilakukan upaya untuk meng-isolasi yeast secara
murni. Dengan kemampuan ini mulailah dilakukan produksi yeast secara
komersial untuk keperluan pembuatan roti. Jenis yang dikembangkan adalah
Saccharomyces cerevisiae yang disebut dengan Baker’s yeasts. Sejak saat
itu, perusahan roti, minuman dan para ahli mulai berupaya untuk
memproduksi strain murni yeast yang tepat untuk keperluan industri yang
disesuaikan dengan rasa dan keperluan kualitas serta karateristik
lainnya. Sedangkan di Indonesia yang dikenal dengan ragi untuk tape
sebenarnya ada yang tidak murni dari jenis yeast saja akan tetapi
dicampur dengan jenis bakteri dimana disesuaikan dengan kebutuhan produk
yang akan dihasilkannya. Produk-produk yang dihasilkan melalui
aktivitas yeast seperti roti, bir, wine, vineger dan sebagainya.
Di Indonesia dalam hal memproduksi makanan tradisional ataupun makanan
fermentasi dengan menggunakan yeast masih belum begitu membudaya jika
dibandingkan dengan penggunaan bakteri atau jamur seperti: Rhizopus
spp., Aspergillus spp., Penicillium spp., Mucor spp. dan yang lainnya.
Bahkan terlihat sangat tertinggal jauh dengan starter yang berasal dari
kelompok bakteri asam laktat (BAL) “friendly bacteria” yang biasanya
dipakai sebagai Probiotic. Probiotic adalah sekelompok mikroba hidup
yang menguntungkan dan digunakan untuk mempengaruhi induk semang melalui
perbaikan mikroorganisme dalam saluran pencernaan (Fuller 1992).
Sebagai contoh misalnya pada pembuatan produk s usu asam, yogurt,
yakult, minuman susu asidophilus, bifidus, nata de coco dan lain
sebagainya. Hal ini terutama disebabkan karena kurangnya pengetahuan
dalam pemanfaatan dan perekayasaan yeast sebagai starter ataupun agen
dalam dalam proses fermentasi. Selain itu, secara teknis dirasakan juga
kesukaran dalam memperoleh dan mengembangkan spesies yang diinginkan.
NUTRISI YEAST
Ragi mengandung energi sebesar 136 kilokalori, protein 43 gram,
karbohidrat 3 gram, lemak 2,4 gram, kalsium 140 miligram, fosfor 1900
miligram, dan zat besi 20 miligram. Selain itu di dalam Ragi juga
terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0 miligram dan vitamin C 0
miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap
100 gram Ragi, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %.
Informasi Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Pada Ragi :
Nama Bahan Makanan : Ragi
Nama Lain / Alternatif : -
Banyaknya Ragi yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Ragi yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Ragi = 136 kkal
Jumlah Kandungan Protein Ragi = 43 gr
Jumlah Kandungan Lemak Ragi = 2,4 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Ragi = 3 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Ragi = 140 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Ragi = 1900 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Ragi = 20 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Ragi = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Ragi = 0 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Ragi = 0 mg
Khasiat / Manfaat Ragi : - (Belum Tersedia)
Huruf Awal Nama Bahan Makanan : R
Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta sumber lainnya.
FUNGSI YEAST
Ragi atau yeast diperlukan dalam proses fermentasi adonan roti dan kue.
Proses fermentasi mengubah gula menjadi gas karbondioksida (CO2)
mengakibatkan adonan menjadi mengembang. Selain membuat adonan
mengembang, fungsi ragi dalam pembuatan produk bakery antara lain;
mematangkan dan mengempukkan gluten sehingga adonan dapat menangkap gas
CO2 yang dihasilkan pada pembuatan roti. Ragi juga membantu terbentuknya
aroma dan rasa selama proses fermentasi pada pembuatan roti dan kue.
Fungsi :
Mengembangkan adonan melalui perubahan Gula menjadi gas Karbondioksida (CO2)
Memberikan aroma dan rasa enak pada roti selama fermentasi
CHARACTERISTIC YEAST
1. Sel berbentuk bulat telur
2. Berdiameter 5-10 mikrometer
3. Tidak berklorofil
4. Tumbuh baik pada suhu 30 °C dan pH 4,8
5. Melakukan pernafasan aerob dan anerob
6. Memiliki septa pada hifa
7. Berkembang biak secara aseksual dengan membentuk tunas (budding)
8. Berkembang biak secara seksual dengan membentuk spora
Jamur ragi atau memiliki nama ilmiah Saccharomyces ellipsoideus, adalah
jamur yang banyak digunakan dalam fermentasi makanan dan minuman,
termasuk untuk pembuatan tapai dan untuk pembuatan minuman anggur.
Jamur ragi merupakan jamur dari jenis Ascomycota. Kelompok jamur ini
memiliki ciri khas adanya ascus (kantung) yang digunakan sebagai organ
reproduksi untuk menyimpan spora. Askus ini digunakan untuk fase
perkembangbiakan seksual. Di dalam ascus ini terdapat spora yang disebut
sporaaskus. Jamur Ascomycota ini memiliki septa atau sekat pada
hifanya.
Sebagai organisme sel tunggal, jamur ragi dapat memperbanyak diri
dengan waktu yang singkat. Jamur ini dapat melakukan penggandaan dalam
waktu 1,25 - 2 jam dan dapat dengan mudah dibiakkan. Karena sifat ini,
jamur ragi banyak digunakan sebagai oerganisme model dalam percobaan
Biologi.
Jamur ragi dapat berkembang biak baik dengan cara seksual (kawin) dengan
membentuk spora, namun lebih sering dengan cara aseksual (tak kawin)
dengan pertunasan atau budding. Dengan cara ini, akan tumbah sel tunas
di sel jamur ragi induk, hingga menjadi sel dewasa yang kemudian
terpisah dari induknya.
sumber :
https://apwardhanu.wordpress.com/2009/06/15/sejarah-penggunaan-yeast-dalam-makanan/
http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-ragi-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html#.XFWdmNorLIU
https://pakaroti.com/material/ragi
https://brainly.co.id/tugas/18009675
Komentar
Posting Komentar